Saturday, March 15, 2008

Waspadailah Tanda-Tanda Datangnya Tsunami!

Gelombang tsunami memiliki beragam tanda atau fenomena alamiah. Semua itu berdasarkan hasil yang dikumpulkan ilmuwan dari berbagai hasil penelitian dan dokumentasi mengenai bencana itu khususnya yang berasal dari negara rawan tsunami seperti Jepang.

Friday, March 7, 2008

Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panasbumi, migas). Paradigma baru Kegiatan Industri Pertambangan ialah mengacu pada konsep Pertambangan Yang Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan, yang meliputi :

Eksplorasi minyak bumi

Gambar pori batuanAbu-abu adalah pasir Biru adalah air  Hitam adalah minyak
Gambar pori batuan
Abu-abu adalah pasir
Biru adalah air
Hitam adalah minyak

Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.

BATUBARA

Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Mengenal Batubara

Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM.

Thursday, March 6, 2008

Mengenal Bumi Lebih Dekat

SEBAGAI masyarakat ilmiah, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) berpe-ran dalam pembangunan di segala bidang yang berhubungan dengan geologi di Indonesia. Kajian-kajian ilmiah yang dikemukakan para pakar geologi telah ikut memajukan perkembangan pendayagunaan aspek geologi dalam pembangunan nasional yang notabene untuk kesejahteraan masyarakat. Bagi masyarakat umum, bisa jadi kiprah yang dilakukan IAGI tidak secara langsung dapat dirasakan manfaatnya, karena fungsi yang dijalankan IAGI adalah lebih kepada pengembangan keprofesian bidang geologi.

MENGENAL TIPE BENTANG ALAM KARS DI INDONESIA

Batuan karbonat merupakan batuan yang penyusun utamnya adalah mineral karbonat. Secara umum, batuan karbonat dikenal sebagai batugamping, walaupun sebenarnya terdapat jenis yang lain yaitu dolostone. Batuan karbonat dapat terbentuk di berbagai lingkungan pengendapan. Namun umumnya batuan ini terbentuk pada lingkungan laut, terutama laut dangkal.

PBB Menetapkan Tahun 2009 Sebagai Tahun Astronomi Internasional

iyalogosmall.jpgHari ini, tepatnya tanggal 20 Desember 2007, Sidang Umum PBB yang ke-62 di Paris menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional / International Year of Astronomy (IYA). IYA merupakan inisiatif dari IAU (International Astronomical Union) dan UNESCO, untuk merayakan dipergunakannya teleskop untuk pertama kali oleh Galileo. IYA 2009 sendiri merupakan moment 400 tahun dari penemuan - penemuan dalam astronomi dan pemicu revolusi sains yang juga mempengaruhi dunia. Hasilnya, saat ini teleskop landas bumi maupun angkasa beroperasi selama 24 jam sehari memberikan berbagai hasil spektakuler dalam berbagai panjang gelombang.

Menurut Presiden IAU, Catherine Cesarsky, ”IYA 2009 memberi seluruh bangsa kesempatan untuk berpartisipasi dalam revolusi sains dan teknologi.”

Tujuan dari IYA 2009 adalah untuk berbagi kegembiraan dalam penemuan-penemuan pribadi, kesenangan dalam berbagi pengetahuan dasar tentang alam semesta dan tempat tinggal manusia, serta berbagi hasil dari penelitian. Saat ini sudah ada 99 negara dan 14 organisasi yang berpartisipasi dalam IYA 2009. Organisasi yang terlibat merupakan jaringan organisasi pendidikan astronomi, kebudayaan dan para pendidik.

Visi IYA 2009
Visi IYA 2009 adalah untuk menolong masyarakat dunia untuk menemukan kembali tempatnya di alam semesta melalui langit. Dalam hal ini diharapkan seluruh umat manusia bisa menyadari pengaruh astronomi dan sains dasar dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga diharapkan masyarakat dunia dapat lebih memahami bagaimana pengetahuan dan sains berkontribusi untuk membangun masyarakat yang adil dan damai.

Tujuan IYA 2009, adalah untuk menstimulasi ketertarikan dunia secara lebih luas, khususnya di kalangan anak muda terkait dengan astronomi dan sains, dalam sebuah tema “The Universe, Yours to Discover”.

Kegiatan IYA 2009 akan dilakukan secara global sampai dengan level regional, dan secara khusus di tingkat nasional maupun local. Untuk itu perwakilan setiap Negara telah dibentuk untuk mempersiapkan setiap kegiatan di negaranya. Dari Indonesia, ketua pelaksana IYA 2009 adalah Dr. Taufiq Hidayat, kepala Observatorium Bosscha. Perwakilan tersebut akan berkolaborasi dengan astronom amatir dan professional, pusat sains, pendidik, dan komunikator sains dalam mempersiapkan kegiatan sepanjang tahun 2009.

sumber : IYA2009

Menjadi Astronom

Siapa saja yang disebut dengan astronom amatir? Semua orang yang punya rasa ingin tahu akan antariksa dan alam semesta sudah pantas disebut sebagai astronom amatir. Ketika seseorang memandang langit dan menyadari indahnya tatanan bintang yang dapat dibentuk-bentuk menjadi rasi, bulan yang menyinari langit malam dan jika beruntung dapat melihat meteor shower yang melintas, mereka yang menyadarinya adalah orang-orang yang telah masuk ke dalam dunia astronomi dan sangat pantas disebut sebagai astronom amatir.

Banyak sekali cara yang dapat ditempuh untuk mempelajari lebih jauh tentang antariksa. Salah satu cara menyenangkan yang dapat dilakukan oleh semua orang adalah mengenal rasi. Dengan melihat susunan beberapa bintang dan mencocokkannya dengan peta langit, seseorang dapat menduga rasi yang dibentuk oleh bintang-bintang tersebut. Itulah cara pertama dari langkah yang sangat bermanfaat dalam mengenal keindahan langit lebih jauh. Dengan pengetahuan akan bagian-bagian langit, seseorang dengan alat yang tepat dapat mengeksplorasi lebih banyak keindahan seperti galaksi Andromeda yang berada pada wilayah rasi Andromeda, Nebula Orion atau M42 di rasi Orion dan masih banyak lainnya.

Rasi sebagai panduan langit dapat diketahui dengan mudah dengan bantuan peta langit atau planesphere yang hanya seukuran kertas A4 atau bahkan ada yg lebih kecil. Di Indonesia hanya beberapa peta langit yang diproduksi dan biasanya dibagikan cuma-cuma, kebanyakan dari instansi yang memang bergerak untuk memasyarakatkan dan meneliti astronomi seperti planetarium dan observatorium.

Mengenal Meteorit

Serangan besar-besaran dari luar angkasa ke Bumi bukanlah hal asing. Setiap hari serangan dari luar angkasa selalu terjadi, tidak percaya? Dalam sehari sekitar 100 - 1.000 ton materi meteorit menghantam Bumi. Materi-materi yang berbentuk debu sampai dengan objek berukuran beberapa kilometer, bergerak memasuki Bumi dengan kecepatan lebih dari 11 km/det.

Objek-objek yang lebih besar lagi akan mengalami perlambatan setelah memasuki atmosfer Bumi, namun tetap saja akan menghantam Bumi dengan kecepatan tinggi. Atmosfer Bumi akan menyebabkan materi permukaannya meleleh dan kerak pun mulai terbentuk. Selain itu ada juga yang terpecah-pecah menjadi serpihan-serpihan kecil yang kemudian berubah menjadi hujan meteor. Objek-objek yang kecil ini pada akhirnya bisa tiba di Bumi dengan selamat tanpa mengalami perubahan apapun.

Pembagian meteorit
Dalam hal penemuan, meteorit terbagi atas dua kelompok yakni falls dan finds. Kelompok falls adalah kelompok meteorit yang terlihat jatuh dan ditemukan sesaat setelah kejatuhannya di permukaan Bumi. Sementara kelompok finds merupakan kelompok objek yang ditemukan dan dikenali sebagai meteorit, yang telah jatuh di Bumi puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Meteorit besi jauh lebih banyak ditemukan dalam kelompok finds. Bagi para peneliti planet, meteorit yang paling berharga adalah golongan falls yang ditemukan segera setelah jatuh ke Bumi, karena kontaminasi yang alami akibat cuaca dan lingkungan masih sangat minim.

Bagaimana sebuah objek dikenali sebagai meteorit?
Sebuah objek yang jatuh di Bumi tidak akan terlindungi dari pengaruh cuaca. Akibatnya, permukaan objek tersebut akan mengalami pengikisan sehingga pada akhirnya sulit dibedakan dari batuan di sekitarnya. Tetapi di sisi lain, bongkahan besar besi tidak sering ditemukan di permukaan Bumi. Jika ada objek besi yang rapat dan padat dengan penampakan yang gelap ditemukan, bisa dipastikan objek tersebut merupakan bongkahan batu meteorit. Selain itu, perubahan akibat pengaruh cuaca pada objek besi tidak akan sama dengan batuan biasa serta ia akan tetap mempertahankan kondisi aslinya dalam selang waktu yang lebih lama. Faktor-faktor yang dipakai untuk mengidentifikasi sebuah meteor adalah objek tersebut sejauh mungkin bisa mempertahankan penampakan dan kondisi aslinya serta bisa bertahan dalam lingkungannya.

Ada dua tipe daerah di mana meteorit finds ini berada yakni, di gurun dan Antartika. Di gurun, proses perubahan akibat cuaca berlangsung dengan lambat sehingga meteorit akan dapat mempertahankan kondisi awalnya dalam waktu yang lama. Sementara itu di Antartika yang memiliki lapisan es yang tebal (sekitar beberapa km), objek silikat ataupun besi yang berada di dekat permukaan bisa dipastikan merupakan meteorit.

Meteorite sendiri dibagi atas 3 kelas yakni stony meteorite , stony-iron meteorites, dan iron meteorites.

Stony Meteorites (Meteorit Batuan)
Dari seluruh meteorites, 93% diantaranya adalah stony meteorites. Ada dua tipe utama dari stony meteorite - chondrites dan achondrites - yang memiliki perbedaan satu sama lainnya baik secara fisik maupun kimiawinya. Chondrules terbentuk dari batuan silikat cair, dan salah satu tipe penting dalam chondrite adalah carbonaceous chondrite. Meteorit tipe ini mengandung senyawa carbon, air, dan materi volatil lainnya dan memiliki warna yang agak gelap.

Achondrites tidak memiliki chondrules dan secara tampak tidak terlihat adanya logam atau sulfida logam. enampakannya juga mirip dengan batuan di permukaan bulan dan planet kebumian. Umur batuannya sekitar 4,5 miliar tahun, batuan yang lebih muda umurnya diperkirakan berasal dari materi yang dilontarkan dari permukaan Mars.

Stony-Iron Meteorites (Meteorit Batuan-Besi)
Meteorit jenis ini mengandung batuan dan besi dalam proporsi perbandingan yang hampir sama. Skenario paling memungkinkan bagi terbentuknya meteorit jenis ini adalah mereka terbentuk pada daerah pertemuan objek padat yang dingin. Pada daerah ini terdapat juga pemisahan antara logam dengan kerapatan tinggi dan batuan yang memiliki kerapatan lebih rendah. Salah satu tipe meteorit ini, mesosiderites, mengandng mineral yang stabil pada tekanan dibawah 3kbar. Ini menunjukkan meteorit jenis ini secara tidak langsung berasal dari objek yang masif.

Iron Meteorites (Meteorit Besi)
Sebagian besar meteorit jenis ini terdiri dari campuran besi dan nikel yang berada dalam keadaan cair.

Batu-batu yang jatuh ke Bumi ini berasal dari berbagai tempat di Tata Surya dan merekalah yang menjadi salah satu sumber informasi penting untuk memperoleh gambaran yang lebih baik tentang keadaan dan apa saja yang ada pada objek induknya. Informasi mengenai objek induk dari meteorit diperoleh dengan menganalisis isotop oksigen dalam mineral yang ada di meteorit tersebut. Sebagian mineral hanya bisa terbentuk pada tekanan yang tinggi sementara sebagian lagi justru tidak stabil pada tekanan tinggi. Melalui informasi mineral bisa diketahui tempat dan kira-kira pada kondisi tekanan yang bagaimana sebuah meteorit terbentuk. Salah satu cara terbentuknya mineral pada tekanan tinggi yaitu ketika meteorit mengalami kejutan akibat tabrakan. Biasanya kondisi sebuah meteorit yang dihasilkan akibat tabrakan mudah untuk dikenali karena meninggalkan tanda pada batuan akibat tabrakan tersebut.

Dengan mempelajari kemiripan ataupun perbedaan yang ditemukan dalam materi terrestrial ini, bisa diperoleh informasi penting untuk mempelajari asal usul Bumi dan Tata Surya dalam hal ini untuk mengetahui materi-materi awal pembentukan planet.



langitselatan.com

Petrofisik

Petrofisik adalah salah satu cabang geofisika yang mempelajari tentang sifat fisik dari suatu batuan.

Beberapa sifat fisik tersebut adalah :

  • Porositas (primer dan sekunder),
  • Permeabilitas (absolut, relatif),
  • Tingkat kejenuhan Air (water saturation)dan beberapa sifat fisik lainnya.

Mempelajari karakteristik fisik suatu batuan sangat penting karena kita akan lebih mengenal batuan yang akan kita amati tersebut. Di industri oil & gas misalnya, sifat fisik batuan sangat penting dipelajari mengetahui karakter reservoar (batuan tempat menyimpan hidrokarbon) sebagai batuan yang layak untuk dilakukan pengeboran ataupun perforasi (produksi) lebih lanjut

Mengenal Jenis Batuan



Batuan terbentuk dari kombinasi dari satu atau lebih mineral yang biasanya terdiri dari unsur seperti oksigen, karbon, dan besi. Saat ini dikenal sekitar 3.000 jenis mineral yang berbeda di bumi. Berdasarkan kandungan mineral yang terdapat di dalamnya, teksturnya, serta strukturnya, batuan dibedakan menjadi tiga jenis.

Pertama, batuan bekuan tercipta sebagai hasil proses pendinginan bahan cair pijar yang berasal dari dalam bumi (magma). Batu jenis ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis, dan tidak mengandung fosil. Berdasarkan cara terjadinya, batuan jenis ini terbagi atas batuan beku plutonik dan vulkanik.

Batuan beku plutonik berada di bawah kerak bumi dan berproses secara perlahan-lahan sehingga terjadi hablur yang mudah terlihat. Diorit, granit, dan gabro adalah batuan jenis ini. Sementara itu, batuan beku vulkanik berasal dari lava gunung berapi yang terlempar ke permukaan bumi, kemudian membeku sehingga memiliki hablur halus. Basal, obsidian, dan andesit adalah jenis batuan beku vulkanik yang banyak dijumpai.

Ciri khas batuan bekuan adalah keras dan kokoh sehingga biasanya digunakan sebagai bahan bangunan atau nisan kuburan.

Kedua, batuan endapan merupakan hasil proses pengendapan rombakan batuan yang diangkut oleh air (sungai) dan terendapkan pada suatu cekungan seperti laut, danau, sungai, atau rawa. Oleh sebab itu, batuan jenis ini biasanya berlapis-lapis dengan ketebalan yang berbeda, mulai dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Batuan jenis ini tidak berhablur dan seringkali mengandung fosil binatang atau tumbuhan. Karena cara terbentuknya yang unik, batuan jenis ini biasanya dibedakan berdasarkan umurnya.

Menurut asal kejadiannya, batuan endapan terbagi atas batuan endapan mekanik yang terjadi akibat percampuran bahan-bahan yang terkumpul, batu endapan organik yang terbuat dari fosil hewan atau tumbuhan, dan batuan endapan kimia yang terjadi akibat endapan yang terjadi secara kimiawi. Batu pasir, batu kapur, zeolit, batu bara, dan lempung adalah beberapa jenis batuan yang masuk dalam jenis ini.

Ketiga, batuan malihan atau metamorf berasal dari batuan bekuan dan batuan endapan yang terubah susunan mineralnya atau batuan malihan yang terubah ulang. Pemalihan susunan mineral disebabkan karena tekanan gerakan bumi dan mendapat panas yang sangat tinggi saat terjadi pergerakan bumi. Batuan jenis ini memiliki tekstur yang sangat padat dan kedap air.

Suhu yang dibutuhkan untuk menciptakan batuan malihan 100-800 derajat Celsius. Dalam suhu setinggi ini batuan melembut sehingga mengubah susunan mineralnya. Dengan cara ini batu kapur berubah menjadi batu marmer, batu pasir menjadi kuarzit, batu granit menjadi genes, arang batu menjadi grafit, dan grafit menjadi berlian.

Kalau Anda ingin lebih jauh mengenal bermacam-macam batuan dan mineral yang ada di bumi, cobalah kunjungi Museum Geologi di Jalan Diponegoro No. 57, Bandung, yang terletak di dekat Gedung Sate.

Di ruang Geologi Indonesia, yang berada di sayap barat lantai satu, para pengunjung bakal disuguhi peragaan proses terjadinya bumi, perkembangan pembentukan Kepulauan Indonesia, serta koleksi ratusan ribu bebatuan. Tak hanya itu, di tempat ini kita juga bisa menyaksikan fosil-fosil beberapa hewan purba. Salah satu koleksi kebanggaan museum ini adalah stegodon atau gajah purba yang memiliki gading melengkung. Fosil hewan yang pernah hidup ribuan tahun silam ini ditemukan di sekitar aliran di Sungai Bengawan Solo. maya/berbagai sumber korantempo

Saturday, February 9, 2008

Earthquake

Earthquakes occur when energy stored in elastically strained rocks is suddenly released. This release of energy causes intense ground shaking in the area near the source of the earthquake and sends waves of elastic energy, called seismic waves, throughout the Earth. Earthquakes can be generated by bomb blasts, volcanic eruptions, and sudden slippage along faults. Earthquakes are definitely a geologic hazard for those living in earthquake prone areas, but the seismic waves generated by earthquakes are invaluable for studying the interior of the Earth.


Origin of Earthquakes

elastreb.gif

Most natural earthquakes are caused by sudden slippage along a fault zone. The elastic rebound theory suggests that if slippage along a fault is hindered such that elastic strain energy builds up in the deforming rocks on either side of the fault, when the slippage does occur, the energy released causes an earthquake. This theory was discovered by making measurements at a number of points across a fault. Prior to an earthquake it was noted that the rocks adjacent to the fault were bending. These bends disappeared after an earthquake suggesting that the energy stored in bending the rocks was suddenly released during the earthquake.


Seismology, The Study of Earthquakes

seismograph.gif

When an earthquake occurs, the elastic energy is released and sends out vibrations that travel throughout the Earth. These vibrations are called seismic waves. The study of how seismic waves behave in the Earth is called seismology.

Seismographs - Seismic waves travel through the Earth as vibrations. A seismometer is an instrument used to record these vibrations and the resulting graph that shows the vibrations is called a seismograph. The seismometer must be able to move with the vibrations, yet part of it must remain nearly stationary.

This is accomplished by isolating the recording device (like a pen) from the rest of the Earth using the principal of inertia. For example, if the pen is attached to a large mass suspended by a spring, the spring and the large mass move less than the paper which is attached to the Earth, and on which the record of the vibrations is made.

eqfocus.gif

Seismic Waves (freeware simulation 3.39Megs). The source of an earthquake is called the focus, which is an exact location within the Earth were seismic waves are generated by sudden release of stored elastic energy. The epicenter is the point on the surface of the Earth directly above the focus. Sometimes the media get these two terms confused. Seismic waves emanating from the focus can travel in several ways, and thus there are several different kinds of seismic waves.

Types of Seismic Waves

Body Waves - emanate from the focus and travel in all directions through the body of the Earth.
There are two types of body waves:
seismicwaves.jpg

Vp = Ö [(K + 4/3m )/r ]

Where, Vp is the velocity of the P-wave, K is the incompressibility of the material, m is the rigidity of the material, and r is the density of the material.

  • S-Waves - Secondary waves, also called shear waves. They travel with a velocity that depends only on the rigidity and density of the material through which they travel:

  • Vs = Ö [( m )/r ]

    • S-waves travel through material by shearing it or changing its shape in the direction perpendicular to the direction of travel. The resistance to shearing of a material is the property called the rigidity. It is notable that liquids have no rigidity, so that the velocity of an S-wave is zero in a liquid. (This point will become important later). Note that S-waves travel slower than P-waves, so they will reach a seismograph after the P-wave.
    • Surface Waves - Surface waves differ from body waves in that they do not travel through the Earth, but instead travel along paths nearly parallel to the surface of the Earth. Surface waves behave like S-waves in that they cause up and down and side to side movement as they pass, but they travel slower than S-waves and do not travel through the body of the Earth.

    sgraph.gif

  • The record of an earthquake, a seismograph, as recorded by a seismometer, will be a plot of vibrations versus time. On the seismograph, time is marked at regular intervals, so that we can determine the time of arrival of the first P-wave and the time of arrival of the first S-wave.
  • P-waves are the same thing as sound waves. They move through the material by compressing it, but after it has been compressed it expands, so that the wave moves by compressing and expanding the material as it travels. Thus the velocity of the P-wave depends on how easily the material can be compressed (the incompressibility), how rigid the material is (the rigidity), and the density of the material. P-waves have the highest velocity of all seismic waves and thus will reach all seismographs first.
  • Because P-waves have a higher velocity than S-waves, the P-waves arrive at the seismographic station before the S-waves.
  • Location of Earthquakes

    travtime.gif

    Location of Earthquakes - In order to determine the location of an earthquake, we need to have recorded a seismograph of the earthquake from at least three seismographic stations at different distances from the epicenter of the quake. In addition, we need one further piece of information - that is the time it takes for P-waves and S-waves to travel through the Earth and arrive at a seismographic station. Such information has been collected over the last 80 or so years, and is available as travel time curves.


    eqloc.gif


    From the seismographs at each station one determines the S-P interval (the difference in the time of arrival of the first S-wave and the time of arrival of the first P-wave. Note that on the travel time curves, the S-P interval increases with increasing distance from the epicenter. Thus the S-P interval tells us the distance to the epicenter from the seismographic station where the earthquake was recorded. Thus at each station we can draw a circle on a map that has a radius equal to the distance from the epicenter.
    Three such circles will intersect in a point that locates the epicenter of the earthquake.

    Geology is the study of the Earth and its history

    * Geologic Processes effect every human on the Earth all of the time, but are most noticeable when they cause loss of life or property. Such life or property threatening processes are called natural disasters. Among them are:
    o Earthquakes
    o Eruptions of Volcanoes
    o Tsunamis
    o Landslides
    o Subsidence
    o Floods
    o Droughts
    o Hurricanes
    o Tornadoes
    o Meteorite Impacts

    # All of these processes have existed throughout Earth history, but the processes have become hazardous only because they negatively affect us as human beings. Important Point - There would be no natural disasters if it were not for humans. Without humans these are only natural events.

    # Risk is characteristic of the relationship between humans and geologic processes. We all take risks everyday. The risk from natural disasters, while it cannot be eliminated, can, in some cases be understood in a such a way that we can minimize the hazard to humans, and thus minimize the risk. To do this, we need to understand something about the processes that operate, and understand the energy required for the process. Then, we can develop an action to take to minimize the risk. Such minimization of risk is called hazard mitigation.

    Although humans can sometimes influence natural disasters (for example when road construction sets off a landslide), other disasters that are directly generated by humans, such as oil and toxic material spills, pollution, massive automobile or train wrecks, airplane crashes, and human induced explosions, are considered technological disasters, and will not be considered in this course.

    # Some of the questions we hope to answer for each possible natural disaster are:

    * Where is each type of disaster likely to occur and why?
    * How often do these disasters occur?
    * How can each type of disaster be predicted and/or mitigated?


    The Earth in the Solar System

    The Solar System

    * The Earth is one of nine planets in the solar system

    * In addition to the planets, many smaller bodies called asteroids, comets, meteoroids are present.

    * All objects in the solar system orbit around the Sun.

    * The four planets closest to the Sun (Mercury, Venus, Earth, and Mars) have high densities because they are mostly composed of rock, and are called the Terrestrial Planets.

    The five planets outside the orbit of Mars (Jupiter, Saturn, Uranus, Neptune, and Pluto) have low densities because they mostly composed of gases, and are called the Jovian Planets.

    Origin of the Solar System
    o Original Solar Nebula
    o Condensation of the Sun about 6 billion years ago
    o Condensation of the Planets about 4.5 billion years ago.
    o Process is continuing today, although at a much slower rate.

    The Planet Earth

    Comparisons Between Earth and the Other Planets
    o Earth similar in size density and structure to the terrestrial planets (all have metallic core, high density, composed of rock, with thin to non-existent atmosphere.

    o Earth is the only planet with an atmosphere composed of Nitrogen, Oxygen, Carbon Dioxide, and Water Vapor.

    o Earth is the only planet that has a hydrosphere, a region on the surface where water can exist in liquid, vapor and solid forms. This is due to the Temperature on the Earth's surface that usually remains between the freezing point of water, 0oC, and the boiling point of water, 100oC. Temperature on the Earth is controlled by the distance from the Sun and by the atmosphere of the Earth, which tends to moderate temperature variation.

    o Earth is the only planet with a biosphere, (life sphere) which is made up of all living matter. The biosphere exists because of the Earth's temperature, and because of the atmosphere. Oxygen is present in the atmosphere because of the biosphere.
    o Earth is the only planet with a regolith. Regolith is a thin covering of loose rock debris that has formed as a result of a process called weathering. Weathering is the mechanical and chemical response of interactions between the rocks of the Earth and its hydrosphere, atmosphere, and biosphere. While other planets have something resembling regolith, most formed as a result of meteorite impacts which have mechanically broken the surface into loose fragments of rock. The Earth is unique in that other processes have occurred to produce a more varied regolith.
    Interior Structure of Earth
    o The Earth has a radius of about 6371 km, although it is about 22 km larger at equator than at poles.

    o Density, (mass/volume), Temperature, and Pressure increase with depth in the Earth.

    o The Earth has a layered structure. This layering can be viewed in two different ways (1) Layers of different chemical composition and (2) Layers of differing physical properties.
    * Compositional Layering
    o Crust - variable thickness and composition
    + Continental 10 - 70 km thick
    + Oceanic 8 - 10 km thick
    o Mantle - 3488 km thick, made up of a rock called peridotite.


    + Core - 2883 km radius, made up of Iron (Fe) and small amount of Nickel (Ni)
    Lowongan Kerja JOBSTRIKE